Sabtu, 08 November 2008

Banser Jember Gelar Diklat Terpadu

Untuk memastikan kesiapan anggota Banser sebagai kader militan yang selalu siaga menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental, PC. GP. Ansor Jember sejak Jum’at (31/10) menggelar Diklat Terpadu Dasar dan Diklat Pendidikan Politik di kawasan hutan Banjarsengon, Desa Bintoro, Kec. Patrang. Sekitar 350 anggota Banser ambil bagian dalam Diklat tersebut. Menurut Komandan Banser Jember, Lutfi Alif, Diklat itu adalah sebuah keniscayaan bagi anggota Banser, terutama pemula. Sebab, tugas Banser sangat berat, sehingga fisik maupun mentalnya perlu digembleng sedini mungkin. “Banser ini ‘kan tentaranya Ansor, maka jelas Banser harus punya kesiapan khusus,” ujar Lutfi di sela-sela kegiatan penggemblengan kemarin (1/10).

Lutfi menambahkan, selain sebagai benteng ulama, Banser juga mempunyai tugas mengembangkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Untuk itu, dalam Diklat tersebut juga diisi dengan pengetahuan seputar ahlussunnah wal jama’ah. Hal ini, kata Lutfi, saat ini menjadi sangat penting karena sudah begitu banyak aliran yang muncul, bahkan juga mengatasnamakan Islam ala ahlussunnah wal jama’ah. “Tapi, ujung-ujungnya merusak aswaja, menjelek-jelekkan kiai dan sebagainya. Ini juga bagian dari tugas Banser untuk mengatisipasinya,” terang Lutfi.

Sementara itu, saat pembukaan Diklat, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri, KH. Muzakki Syah menandaskan bahwa Banser terbukti mampu menjadi benteng, tidak hanya bagi ulama tapi juga bagi Islam dan bangsa. Hal itu bisa dilihat dari keterlibatan Banser dalam berbagai aksi menentang upaya-upaya yang mengarah kepada pengkerdilan Islam dan perongrongan Pancasila. “Lihat saja dulu, saat PKI mau memurtadkan bangsa Indonesia, Banser langsung bergerak. Dan itu wajib karena PKI itu komunis,” ujarnya.

Diklat itu sendiri berlangsung selama 3 hari. Pembukaannya dilakukan di Ponpes Al-Qodiri. Sedangkan penggemblengan digelar di hutan Banjarsengon. Selain dilatih ketahanan fisik, peserta Diklat juga diisi dengan pengetahuan tentang aswaja, politik dan sebagainya. Di antara nara sumbernya adalah Ketua PCNU Jember, KH. Muhyiddin Abdusshomad (ary).

Tidak ada komentar: